Tidak sedikit anak yang menolak sarapan di pagi hari dengan berbagai alasan. Padahal, sarapan adalah awal yang baik untuk memulai aktivitas anak di pagi hari. Bayangkan, selama tidur malam (8-10 jam) lambung anak otomatis kosong sehingga kadar gula darah pun menurun drastis dan tidak ada pasokan energi (glukosa) ke otak. Lalu bagaimana bisa anak beraktivitas dengan baik di sekolah jika selalu melewatkan sarapan?

Sarapan pun jangan asal makan. Kualitas serta pola sarapan sangat penting untuk membantu memenuhi gizi harian anak. Menu sarapan sebaiknya mempertimbangkan komposisi seimbang yaitu karbohidrat 60-68% , protein 12-15% , lemak 20-25% , dan serat 10-15 g. Jangan lupakan asupan vitamin dan mineral dari buah dan sayur. Selain itu, porsi sarapan juga minimal mencapai 20 hingga 25 % kebutuhan energi harian anak. Kebutuhan energi pada anak berbeda sesuai dengan umurnya. Anak usia 4-6 tahun membutuhkan energi 1550 Kal per hari, usia 7-9 tahun membutuhkan energi 1800 Kalori per hari dan usia 10-12 tahun membutuhkan energi 2050 Kal per hari. Sehingga asupan energi yang harus dipenuhi saat sarapan berkisar antara 387.5 Kal hingga 512.5 Kal.

Menu sarapan yang sehat juga akan memberikan cukup energi untuk belajar, berpikir, dan aktivitas lainnya di sekolah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa anak yang rajin sarapan memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan temannya yang mengabaikan sarapan. Mereka mudah menyerap pelajaran dan memiliki memori yang lebih kuat untuk mengingat materi yang diberikan guru maupun lingkungan di sekelilingnya. Sarapan juga membantu anak memperoleh tubuh sehat dan kuat sehingga dapat menurunkan tingkat absensi di kelas. Perkembangan kemampuan bersosialisasi dan perilaku anak juga akan sangat terbantu oleh sarapan.

Satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah sarapan membantu anak memiliki berat badan lebih stabil dibandingkan anak yang tidak pernah sarapan. Tidak sarapan biasanya akan dijadikan alasan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan pada siang hari dan juga memancing anak untuk jajan makanan yang belum tentu aman dan sehat di sekolah.

Pilihan karbohidrat kompleks (whole wheat cereal, whole wheat bread, nasi beras merah) untuk sarapan jauh lebih baik dibandingkan dengan karbohidrat sederhana. Namun, asupan karbohidrat saja tidak cukup sehingga harus disertai asupan protein. Sekitar 50% dari asupan protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga 4 jam. Sehingga penambahan protein bisa memperlama rasa kenyang dalam diri anak. Jangan lupakan lemak yang berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E,K, pembentuk struktur jaringan, sekaligus sumber energi yang efisien. Lemak berperan penting dalam memberi cita rasa pada makanan. Perhatikan juga vitamin dan mineral yang penting untuk membantu kelangsungan pertumbuhan anak dengan menyediakan buah dan sayuran. Sementara susu maupun produk olahannya berperan sebagai sumber kalsium dalam tubuh.

Jangan lupa lengkapi sarapan anak dengan minum air yang cukup. Sarapan sehat setiap hari, pintu gerbang anak yang cerdas dan aktif. K-09