1. Perhatikan persediaan di lemari penyimpanan makan dan lemari pendingin.
Apa pun yang ada di kedua tempat tersebut akan memengaruhi pola makan seluruh keluarga, termasuk si kecil. Hindari camilan tinggi lemak, asin, dan manis di dalam persediaan.


Pilih makanan seperti buah-buahan dan sayuran untuk disimpan, khususnya makanan yang mudah dibawa dan dimakan, seperti apel, pisang, dan wortel kecil. Pilih bahan makanan yang segar, karena buah dan sayur rasanya lebih renyah dengan manis alami. Makanan lain yang sehat adalah yoghurt tanpa lemak, selai kacang alami, biskuit whole-grain, serta susu rendah lemak.


2. Ajak si kecil berbelanja.
Melibatkan di kecil kala berbelanja dapat sekaligus menunjukkan bagaimana ibu memilih bahan-bahan makanan sehat. Bila perlu, buat daftar makanan sehat yang akan dibeli sebelum berbelanja. Jika anak mengambil makanan lain saat berbelanja, tunjukkan kembali daftar makanan sehat tadi. Jika makanan pilihan anak tersebut tidak ada dalam daftar makanan sehat keluarga.


3. Membuat kudapan sendiri di rumah.
Di usia pertumbuhannya, anak membutuhkan tiga kali makan besar ditambah dua kali makanan selingan (camilan atau kudapan). Sediakan atau masak selalu camilan sehat di rumah seperti potongan buah segar, puding berkadar gula rendah, lumpia isi sayuran, atau burger tempe.


4. Variasikan hidangan yang disediakan.
Orangtua harus kreatif mencoba resep baru. Ini sekaligus trik untuk "menyembunyikan" bahan makanan yang tidak disukai anak dengan cara mencampurnya atau mengolahnya menjadi masakan atau kudapan menarik. Misal, mencampurkan wortel dalam adonan siomai atau memblender bayam dan mencampurkannya dalam adonan bakso.


Selanjutnya, sajikan makanan secara menarik, seperti mencetak wortel berbentuk panda atau bentuk lain kesukaannya, menghias puding dengan cokelat bertuliskan namanya, dan sebagainya. Orangtua juga disarankan untuk menyajikan pilihan makanan yang dikukus atau direbus daripada digoreng atau dibakar.


Selain itu, jangan lupakan asupan kalsium dan zat mineral lainnya. Pada masa pertumbuhan, anak-anak membutuhkan kalsium. Zat ini bisa diperoleh melalui keju. Contoh, tambahkan lembaran keju tapi rendah lemak, ke dalam omelet sarapannya. Atau mencampur ikan asin dalam nasi goreng kesukaannya. Intinya, pandai-pandailah berkreasi agar kebutuhan vitamin dan mineral di kecil terpenuhi.


5. Ingatkan untuk mengonsumsi minuman dan cairan yang cukup.
Rata-rata setiap orang memiliki 60 persen air dari berat tubuhnya karena semua sistem di dalam tubuh bergantung pada air. Air akan membilas racun dari organ vital, membawa nutrisi ke sel tubuh, serta menghasilkan kelembapan bagi jaringan telinga, hidung, dan tenggorokan.


Kurangnya air di dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air sehingga tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. Oleh sebab itu, anjurkan si kecil minum 10-12 gelas air per hari. Tambahkan dengan jus buah di setiap waktu makan selingannya.


6. Tepati jam makan.
Disiplin waktu makan akan mendidik anak untuk hanya makan saat lapar bukan "lapar mata". Kebiasaan baik menerapkan kedisiplinan waktu makan mencegah anak untuk ingin ngemil di sembarang waktu.


Bila waktu makan tiba, minta seluruh anggota keluarga untuk berkumpul di meja makan. Jadikan makan bersama keluarga sebagai acara yang menyenangkan. Kesempatan makan bersama ini juga menjadi ajang orangtua memberikan contoh etiket makan.


Misal, mengajari si kecil mengambil porsi makan yang masuk akal, cukup 1-2 centong nasi, sepotong daging atau lauk disertai semangkuk sayur. Anak akan merekam kebiasaan makan ini melalui cara orangtuanya makan di meja makan.